Penyakit Cacar Unggas

Sinonim : Fowl Pox, Avian Pox, Contagious Epithelioma, Bird Pox, Boreliota Avium, Soregead, Avian Diphteria
A. PENDAHULUAN

Cacar unggas (fowl pox, FP) merupakan penyakit viral pada ayam yang terbagi menjadi dua bentuk, yakni infeksi kutaneus (kulit) dari jaringan epitel kulit yang tidak tertutup bulu, atau infeksi difterik pada membran mukosa mulut, hidung dan mata. Bentuk kutaneus ditandai dengan adanya nodul pada jengger, pial, tepi paruh, kelopak mata, kaki dan sayap, sedangkan bentuk difterik ditandai dengan adanya pseudomembran difterik pada paruh, faring dan laring. Penyakit ini tersebar luas di dunia termasuk di Indonesia dan merupakan penyakit yang umum terjadi.

B. ETIOLOGI

Cacar unggas disebabkan oleh DNA Pox virus ukuran besar. Terdapat 4 strain Pox virus unggas yang mirip satu sama lain dan secara alami menginfeksi spesies unggas sesuai dengan namanya, yaitu : Virus Fowl pox, Virus Turkey pox, Virus Pigeon pox dan Virus Canary pox. Semua virus FP mempunyai hubungan imunologis, meskipun menunjukkan adanya modifikasi pada hospes. Virus ini termasuk genus Avipox. Virus tersusun atas DNA beruntai ganda (ds DNA), badan elementer berukuran sekitar 250x354 nm dan berbentuk seperti batu bata (brick shape).

C. EPIDEMIOLOGI

1. Sifat Alami Agen
Pada unggas penderita, di dalam sel terinfeksi yang terwarnai dengan Giemsa dapat ditemukan elementary bodies atau Bollinger bodies yang terletak intrasitoplasmik, yakni bentukan sperikal, berwarna eosinofilik dan memiliki ukuran 330 x 280 nm. Badan inklusi menempati hampir seluruh bagian dari sel, sehingga timbul nekrosis pada sel. Semua virus pox memiliki antigen nucleoprotein, tetapi tidak ada hubungan imunologis antara avian pox dengan virus vaccinia atau virus pox lainnya.

2. Spesies Rentan
Fowl Pox menyerang unggas, seperti ayam, kalkun, merak, merpati, kenari dan burung gereja. Cacar unggas menyerang semua kelompok umur, kecuali anak yang baru menetas. Pada ayam, cacar sering terjadi pada umur menjelang dewasa.

3. Sifat Penyakit
Penyebaran/penularan penyakit ini berjalan lambat. Tingkat morbiditas, penularan penyakit cacar pada ayam dan kalkun bervariasi dari beberapa ekor hingga seluruh flok terinfeksi bila yang menyerang virus yang bersifat sangat virulen/ganas dan tidak dilakukan program pengendalian. Pada burung dara tingkat morbiditas dan mortalitas mirip dengan ayam. Sedangkan penyakit cacar pada burung sejenis kenari dapat menyebabkan angka mortalitas/ kematian hingga 80-100%. Tingkat kematian yang sangat tinggi pernah diamati terjadi pada burung puyuh yang terinfeksi virus Quailpox.

4. Cara Penularan
Infeksi virus cacar terjadi melalui penularan mekanis virus pada kulit yang terluka. Serangga secara mekanis bertindak sebagai vektor dan dapat mendepositkan virus pada mata. Kemudian melalui saluran air mata dapat mencapai daerah laring dan menyebabkan infeksi di daerah tersebut.

Nyamuk, kutu dan beberapa jenis lalat dapat berperan sebagai vektor penyakit cacar. Nyamuk yang membawa virus avian pox setelah menggigit unggas terinfeksi dapat menularkannya secara langsung maupun tidak langsung. Penularan secara langsung melalui kontak dengan ayam yang sakit dengan ayam yang sehat. Meskipun fowl pox penyebarannya relatif lambat, tetapi dapat menginfeksi selama beberapa bulan. perjalanan penyakit ini sendiri memerlukan waktu sekitar 3-5 minggu.

D. PENGENALAN PENYAKIT

1. Gejala Klinis
Cacar dapat terjadi dalam salah satu bentuk yaitu bentuk kulit atau bentuk difterik, ataupun kedua bentuk tersebut. Gejala klinis bervariasi tergantung pada : kepekaan inang/hospes, virulensi virus, distribusi lesi dan faktor komplikasi yang lain. Gejala umum yang timbul adanya pertumbuhan yang lambat pada unggas muda, penurunan telur pada periode bertelur,adanya kesulitan bernapas dan makan.

Gambar 2.  Gejala klinis yang terlihat pada ayam penderita Cacar. a) Nodul pada muka, b) pembengkakan muka, c) nodul pada kaki, d) cacar merpati.
(Sumber:http://www.thepoultrysite.com/publications/6/diseases-of-poultry/195/fowl-pox)

2. Patologi
Bentuk Cutaneus
Tampilan lesi kulit bervariasi tergantung pada tingkat penyakit, dapat berupa papula, vesicula, pustula atau kerak (scrab). Ciri-ciri lesi kulit pada cacar ayam adalah : hyperplasia epitel epidermis dan lapisan di bawah folikel bulu dengan pembentukan nodul yang mula-mula muncul sebagai foki kecil berwarna putih, kemudian secara cepat ukurannya bertambah besar dan menjadi berwarna kuning.

Bentuk Difterik
Pada cacar bentuk difterik terbentuk nodul putih yang tidak terlalu menonjol pada membran mukosa saluran pencernaan dan saluran pernafasan bagian atas. Kemudian nodul cepat bertambah besar dan seringkali saling bergabung menjadi membran pseudodifterik atau difterik yang berwarna kuning, mengkeju dan nekrotik.

3. Diagnosa
Secara klinis lesi kulit pada ayam sangat menciri. Pengamatan klinis harus didukung dengan hasil pemeriksaan histopatologi (ditemukan benda inklusi pada sitoplasma sel dan isolasi virus).

Pemeriksaan mikroskopis preparat ulas lesi yang diwarnai dengan pewarnaan Wright atau dengan metoda Gimener dapat ditemukan adanya badan elementer (badan Borrel). Pemeriksaan histopatologi potongan jaringan lesi kulit atau lesi difterik dapat ditemukan adanya benda inklusi pada sitoplasma sel.

Identifikasi virus atau bagian virus dapat juga dilakukan dengan immuno blotting atau analisa restricted endonuclease melalui Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengidentifikasi viral genom.

4. Diagnosa Banding

Adanya gangguan pernafasan yang disebabkan oleh cacar tipe difterik pada saluran pencernaan dan saluran pernapasan bagian atas mirip dengan gangguan pernapasan yang ditimbulkan akibat Coryza. Bentuk difterik mirip dengan Avitaminosis A.

E. PENGENDALIAN

1. Pengobatan
Seperti penyakit virus yang lain, untuk penyakit cacar tidak ada obat yang spesifik dan efektif.

2. Pelaporan, Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan
a. Pelaporan
(1) Bila ditemukan penyakit cacar dilaporkan kepada Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat dan selanjutnya diteruskan kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
(2) Peneguhan diagnosa dilakukan oleh Laboratorium Veteriner terakreditasi.

b. Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan
Dua jenis vaksin aktif digunakan untuk imunisasi/vaksinasi unggas untuk mencegah timbulnya cacar, yaitu : vaksin Fowl Pox dan Pigeon Pox.

Apabila suatu peternakan tertular cacar tetapi yang menunjukkan gejala klinis sedikit, vaksinasi dapat dilakukan terhadap individu yang tidak menunjukkan gejala.

Beberapa hari setelah vaksinasi biasanya pada daerah aplikasi vaksin muncul lesi cacar yang bersifat ringan.


F. DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1993. Pedoman Pengendalian Penyakit Menular. Direktorat Bina Kesehatan Hewan. Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian.

Anonim 2007. Avian Pox. Department of Natural Resources. MichiganAnonim 2008. Avian Pox (cacar unggas). Komunitas Dokter Hewan Miller

Kementan, 2014. Manual Penyakit Hewan Mamalia

MJR, RD Dawson, H Schwantje 2003. Manual of Common Disease and Parasites of Wildlife in Northern British of Colombia. Colombia

Tabbu CR 2000. Penyakit ayam dan Penanggulangannya. Penyakit Bakterial, Mikal dan Viral. Volume 1. Penerbit kanisius, Yogyakarta.