Sinonim : Ranikhet; Pseudo vogel pest; Pseudo fowl pest; Pseudo fowl plaque; Avian Pneumoencephalitis
Newcastle Disease (ND) merupakan penyakit menular akut yang menyerang ayam dan jenis unggas lainnya dengan gejala klinis berupa gangguan pernafasan, pencernaan dan syaraf disertai mortalitas yang sangat tinggi. Penyakit ini ditemukan pertama kalinya oleh Kreneveld di Indonesia pada tahun 1926, karena menyerupai pes ayam, sehingga disebut pseudovogelpest, Doyle pada tahun 1927 memberi nama Newcastle Disease berasal dari nama suatu daerah di Inggris “Newcastle on Tyne” yang terjangkit penyakit serupa.
Kerugian yang ditimbulkan ND berupa kematian yang tinggi, penurunan produksi telur dan daya tetas, serta hambatan terhadap pertumbuhan.
Kerugian yang ditimbulkan ND berupa kematian yang tinggi, penurunan produksi telur dan daya tetas, serta hambatan terhadap pertumbuhan.
ETIOLOGI
Penyebab ND adalah virus yang tergolong Paramyxovirus, termasuk virus ss- RNA yang berukuran 150-250 milimikron, dengan bentuk bervariasi tetapi umumnya berbentuk spherik. Beberapa strain memiliki bentuk pleomorfik atau bulat panjang. Virus ND memiiki amplop dan kapsid berbentuk heliks yang simetris. . Virus ND atau avian paramyxovirus serotype 1 (APMV-1) termasuk genus Avulavirus, family Paramyxoviridae, Ordo Mononegavirales. Virus RNA dengan total panjang genom sekitar 15,2 kb menyandi 6 protein penting, yakni nucleocapsid (N), phosphoprotein (P), matrix (M), Fusion (F), hemagglutinin- neuramnidase (HN) dan RNA-dependent RNA polymerase (L). Ada dua protein penting pada virus ND, yakni HN dan F.
Protein H merupakan protein yang melekat dan mengikat pada reseptor pada bagian luar membran sel inang, termasuk sel darah merah. Perlekatan virus ke sel darah merah adalah sifat penting yang digunakan di laboratorium untuk mendeteksi keberadaan virus dan untuk mendeteksi antibodi terhadap virus. Bagian N (neuraminidase) merupakan enzim aktif yang membantu dalam pelepasan virus dari membran sel inang. Aktivitas enzim ini mempengaruhi waktu yang dibutuhkan bagi virus untuk mengelusi dari sel darah merah.
Protein F berfungsi untuk fusi antara amplop virus dengan membran sel inang. Hal ini memungkinkan penetrasi sel inang oleh genom virus. Pada saat fusi terjadi, bentuk protein fusi asli harus diubah. Perubahan ini terjadi ketika protease inang membelah atau memotong protein virus pada tempat pembelahan spesifik. Setelah ini terjadi, protein fusi diaktifkan dan pada saat inilah terjadinya fusi. Urutan asam amino di sekitar tempat pembelahan akan menentukan berbagai enzim protease yang dapat mengaktifkan pembelahan protein. Urutan ini selanjutnya akan menentukan virulensi virus. Dasar molekuler untuk tingkat keganasan virus didasarkan pada perbedaan urutan substrat dari protein prekursor F0 yang digunakan untuk aktivasi enzim proteolitik.
EPIDEMIOLOGI
1. Sifat Alami Agen
Virus ND peka terhadap panas, cepat mati pada suhu di atas 50°C, tetapi tahan 1 mingggu pada suhu 37°C, 2 bulan pada suhu 22°C-28°C dan berbulan-bulan pada karkas beku. Virus tahan pada perubahan pH 2 - pH 10, tetapi peka terhadap sinar ultra violet dan sinar matahari. Bahan yang bersifat virusidal antara lain formalin (1-2%), phenol (1:20) dan kalium permanganate (KMnO4) dalam iarutan 1 : 5000 atau dengan fumigasi, alkohol 70%, kresol 3%. Virus ND dapat tumbuh pada telur ayam berembrio (TAB) umur 9-12 hari pada cairan alantois. Selain itu virus ND juga bisa ditumbuhkan pada kukltur sel fibroblast dan sel ginjal embrio ayam, serta sel baby hamster kidney (BHK).
2. Spesies Rentan
Di alam virus ND menyerang unggas dan burung-burung. Ayam ras dan ayam kampung, baik piaraan maupun yang liar sangat rentan. Ayam umur muda lebih rentan daripada ayam dewasa dan mengakibatkan mortalitas yang tinggi. Jenis kelamin ayam tidak berpengaruh terhadap kerentanan.
Kalkun menderita ND tidak sehebat pada ayam, biasanya hanya menimbulkan gejala gangguan pernapasan ringan. Itik, angsa dan entok jarang menunjukkan gejala klinis sakit, tetapi itik dewasa umumnya telah mengandung zat kebal dalam darahnya. Burung sebangsa betet kerentanannya seperti sama pada ayam.
Kalkun menderita ND tidak sehebat pada ayam, biasanya hanya menimbulkan gejala gangguan pernapasan ringan. Itik, angsa dan entok jarang menunjukkan gejala klinis sakit, tetapi itik dewasa umumnya telah mengandung zat kebal dalam darahnya. Burung sebangsa betet kerentanannya seperti sama pada ayam.
3. Pengaruh lingkungan
Wabah ND umumnya terjadi karena perubahan lingkungan, seperti kenaikan jumlah populasi yang tidak kebal, perubahan iklim yang menyebabkan stress, perubahan musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya (musim pancaroba) dan makanan kurang baik atau sanitasi dan tatalaksana yang kurang baik.
4. Sifat Penyakit
Wabah ND ditandai dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Kematian akibat infeksi strain velogenik type Asia dapat mencapai 80-100°%, strain velogenik Amerika 60-80%, strain mesogenik biasanya tidak melebihi 10%. Strain Lentogenik akhir-akhir ini dilaporkan banyak ditemui di alam bebas, menyebabkan infeksi yang asymtomatis.
Berdasarkan virulensinya, yakni kemampuan menimbulan kematian 0-100% pada hospes, virus ND dibedakan menjadi 3 strain, yakni velogenik, mesogenik dan lentogenik. Strain velogenik adalah strain virulen, penyebab banyak kematian; strain mesogenik, kurang virulen (kerugian terutama berupa penurunan produksi telur dan penghambat pertumbuhan) dan strain lentogenik, avirulen.
Di Indonesia pada umumnya strain velogenik type Asia yang menimbulkan wabah. Strain-strain lentogenik (La Sota, B1, F) dan mesogenik (Kumarov, Mutkeswar, Roikin) dipakai strain untuk pembuatan vaksin.
Virus yang apatogen pada burung mungkin sangat patogen pada ayam atau kalkun, sebaliknya virus-virus yang apatogen untuk ayam kemungkinan masih sangat patogen pada burung.
Ketiga strain dapat dibedakan dengan menghitung Mean Death Time (MDT), Intracerebral Pathogenicity Index (ICPI) dan Intravenous Pathogenecity Index (IVPI).
Di Indonesia pada umumnya strain velogenik type Asia yang menimbulkan wabah. Strain-strain lentogenik (La Sota, B1, F) dan mesogenik (Kumarov, Mutkeswar, Roikin) dipakai strain untuk pembuatan vaksin.
Virus yang apatogen pada burung mungkin sangat patogen pada ayam atau kalkun, sebaliknya virus-virus yang apatogen untuk ayam kemungkinan masih sangat patogen pada burung.
Ketiga strain dapat dibedakan dengan menghitung Mean Death Time (MDT), Intracerebral Pathogenicity Index (ICPI) dan Intravenous Pathogenecity Index (IVPI).
1. Mean Death Time (MDT)
Penghitungan MDT dilakukan pada TAB umur 10 hari dengan cara menginokulasikan virus ND dosis lethal minimum pada cairan alantois. Rata-rata kematian seluruh embrio ayam kemudian dihitung berdasarkan waktu (jam). Strain velogenik akan membunuh embrio ayam dalam waktu
40-60 jam, strain mesogenik dalam waktu 60-90 jam dan strain lentogenik membunuh dalam 90 jam.
2. Intracerebral Pathogenicity Index (ICPI)
Penghitungan ICPI dilakukan pada anak ayam umur sehari dengan cara menginokulaskan virus ND dengan dosis lethal minimum secara intraserebral. Gejala klinis atau kematian anak ayam kemudian dihitung berdasarkan waktu dan data dinyatakan dalam indeks. ICPI untuk strain velogenik antara 1,5-2; strain mesogenik 0,5-1,5 dan strain lentogenik kurang dari 0,5.
3. Intravenous Pathogeneicity Index (IVPI).
Penghitungan IVPI dilakukan pada ayam umur 6 minggu dengan cara menginokulaskan virus ND dengan dosis lethal minimum virus ND secara intravena. Strain velogenik akan membunuh ayam-ayam yang telah disuntik virus ND, tetapi strain lentogenik dan mesogenik tidak akan membunuh ayam-ayam tersebut.
5. Cara Penularan
Penularan dari satu tempat ke tempat lain terjadi melalui alat transportasi, pekerja kandang, burung dan hewan lain, debu kandang, angin, serangga, makanan dan karung makanan yang tercemar. Dapat pula melalui transportasi dari karkas ayam yang tertular virus ND dan ayam dalam masa inkubasi.
Masa inkubasi ND antara 2 - 15 hari atau rata-rata 6 hari. Ayam tertular virus ND akan mengeluarkan virus melalui alat pemafasan 1 - 2 hari setelah infeksi.
Penularan ND dari suatu hewan ke hewan lainnya melalui kontak (persentuhan) dengan hewan sakit, sekresi, ekskresi dan hewan sakit serta juga bangkai penderita tetelo. Jalan penularan melalui alat pencernaan dan pernafasan. Virus yang tercampur lendir atau virus yang ada dalam faeces dan urine tahan sampai 2 bulan, bahkan dalam keadaan kering tahan lebih lama lagi. Demikian pula virus yang mencemari litter (jejabah) dan lain-lain perlengkapan kandang. Hal ini merupakan sumber penularan yang penting.
PENGENALAN PENYAKIT
1. Gejala Klinis
Tergantung pada virulensi virus yang menulari, gejala klinis yang ditimbulkan juga bermacam-macam, mulai dari asymptomatis, gejala pernafasan ringan, pernafasan disertai dengan gangguan syaraf, atau kombinasi gangguan respirasi, syaraf dan digesti.
Berdasarkan strain penyebab, ND dapat dibedakan dalam beberapa bentuk penyakit, yakni :
Penghitungan MDT dilakukan pada TAB umur 10 hari dengan cara menginokulasikan virus ND dosis lethal minimum pada cairan alantois. Rata-rata kematian seluruh embrio ayam kemudian dihitung berdasarkan waktu (jam). Strain velogenik akan membunuh embrio ayam dalam waktu
40-60 jam, strain mesogenik dalam waktu 60-90 jam dan strain lentogenik membunuh dalam 90 jam.
2. Intracerebral Pathogenicity Index (ICPI)
Penghitungan ICPI dilakukan pada anak ayam umur sehari dengan cara menginokulaskan virus ND dengan dosis lethal minimum secara intraserebral. Gejala klinis atau kematian anak ayam kemudian dihitung berdasarkan waktu dan data dinyatakan dalam indeks. ICPI untuk strain velogenik antara 1,5-2; strain mesogenik 0,5-1,5 dan strain lentogenik kurang dari 0,5.
3. Intravenous Pathogeneicity Index (IVPI).
Penghitungan IVPI dilakukan pada ayam umur 6 minggu dengan cara menginokulaskan virus ND dengan dosis lethal minimum virus ND secara intravena. Strain velogenik akan membunuh ayam-ayam yang telah disuntik virus ND, tetapi strain lentogenik dan mesogenik tidak akan membunuh ayam-ayam tersebut.
5. Cara Penularan
Penularan dari satu tempat ke tempat lain terjadi melalui alat transportasi, pekerja kandang, burung dan hewan lain, debu kandang, angin, serangga, makanan dan karung makanan yang tercemar. Dapat pula melalui transportasi dari karkas ayam yang tertular virus ND dan ayam dalam masa inkubasi.
Masa inkubasi ND antara 2 - 15 hari atau rata-rata 6 hari. Ayam tertular virus ND akan mengeluarkan virus melalui alat pemafasan 1 - 2 hari setelah infeksi.
Penularan ND dari suatu hewan ke hewan lainnya melalui kontak (persentuhan) dengan hewan sakit, sekresi, ekskresi dan hewan sakit serta juga bangkai penderita tetelo. Jalan penularan melalui alat pencernaan dan pernafasan. Virus yang tercampur lendir atau virus yang ada dalam faeces dan urine tahan sampai 2 bulan, bahkan dalam keadaan kering tahan lebih lama lagi. Demikian pula virus yang mencemari litter (jejabah) dan lain-lain perlengkapan kandang. Hal ini merupakan sumber penularan yang penting.
PENGENALAN PENYAKIT
1. Gejala Klinis
Tergantung pada virulensi virus yang menulari, gejala klinis yang ditimbulkan juga bermacam-macam, mulai dari asymptomatis, gejala pernafasan ringan, pernafasan disertai dengan gangguan syaraf, atau kombinasi gangguan respirasi, syaraf dan digesti.
Berdasarkan strain penyebab, ND dapat dibedakan dalam beberapa bentuk penyakit, yakni :
a. Bentuk Penyakit dari Doyle
Bentuk penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Doyle tahun 1927, sebagai penyakit yang bersifat akut dan fatal pada semua umur ayam. Bentuk penyakit ini merupakan manifestasi dari strain velogenik viscerotropik ND (VVND). Penyakit ditandai dengan hilangnya nafsu makan, diare yang kadang disertai darah, lesu, sesak nafas, megap-megap, ngorok, bersin, batuk, paralysis partialis atau komplit dan sekali-sekali tortikolis. Produksi telur turun atau terhenti sama sekali. Warna balung dan pial cyanosis. Angka kematian 80 - 100%. Bentuk ini disebabkan oleh strain velogenik type Asia.
b. Bentuk Penyakit dari Beach
Bentuk penyakit ini dilaporkan oleh Beach pada tahun 1942 dan 1946, sebagai penyakit akut yang besifat fatal pada ayam semua umur. Gejala respirasi dan syaraf lebih menonjol daripada bentuk velogenik viscerotropik. Gejala pernafasan seperti pada bentuk yang pertama, sedang gejala syaraf seperti kelumpuhan dan torticolis lebih banyak terjadi. Produksi telur turun, sedangkan mortalitas 60 - 80%, Cyanosis pada pial dan balung juga terlihat dengan jelas. Bentuk penyaklit ini merupakan manifestasi dari strain velogenik-neurotropik (VNND), yang disebabkan oleh strain velogenik type Amerika.
c. Bentuk Penyakit dari Beaudette
Bentuk penyaklit ini pertama kali ditemukan oleh Beaudette dan Beach pada tahun 1946 sebagai penyaklit pernafasan akut dan kadang menyerang system syaraf pada ayam umur muda. Gejala seperti batuk, sesak nafas, megap-megap dan penurunan produksi telur adalah gejala yang menonjol pada ayam dewasa. Angka kematian mencapai 10% pada anak ayam, sedangkan yang sembuh pertumbuhannya terganggu. Kematian pada ayam dewasa jarang terjadi. Pada ketiga bentuk di atas, telur ayam yang dihasilkan akan mengalami kelainan bentuk dan daya tetasnya sanyat rendah. Bentuk penyakit ini disebabkan oleh strain mesogenik.
d. Bentuk Penyakit dari Hitchner
Bentuk ini dilaporkan oleh Hitchner dan Johson tahun 1948 dan 1950, yang merupakan manifestasi dari strain lentogenik. Kelihatan gejala respirasi yang ringan dan penurunan produksi telur. Gejala syaraf biasanya tidak ada. Tidak menimbulkan kematian pada ayam dewasa maupun anak ayam.
Bentuk penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Doyle tahun 1927, sebagai penyakit yang bersifat akut dan fatal pada semua umur ayam. Bentuk penyakit ini merupakan manifestasi dari strain velogenik viscerotropik ND (VVND). Penyakit ditandai dengan hilangnya nafsu makan, diare yang kadang disertai darah, lesu, sesak nafas, megap-megap, ngorok, bersin, batuk, paralysis partialis atau komplit dan sekali-sekali tortikolis. Produksi telur turun atau terhenti sama sekali. Warna balung dan pial cyanosis. Angka kematian 80 - 100%. Bentuk ini disebabkan oleh strain velogenik type Asia.
b. Bentuk Penyakit dari Beach
Bentuk penyakit ini dilaporkan oleh Beach pada tahun 1942 dan 1946, sebagai penyakit akut yang besifat fatal pada ayam semua umur. Gejala respirasi dan syaraf lebih menonjol daripada bentuk velogenik viscerotropik. Gejala pernafasan seperti pada bentuk yang pertama, sedang gejala syaraf seperti kelumpuhan dan torticolis lebih banyak terjadi. Produksi telur turun, sedangkan mortalitas 60 - 80%, Cyanosis pada pial dan balung juga terlihat dengan jelas. Bentuk penyaklit ini merupakan manifestasi dari strain velogenik-neurotropik (VNND), yang disebabkan oleh strain velogenik type Amerika.
c. Bentuk Penyakit dari Beaudette
Bentuk penyaklit ini pertama kali ditemukan oleh Beaudette dan Beach pada tahun 1946 sebagai penyaklit pernafasan akut dan kadang menyerang system syaraf pada ayam umur muda. Gejala seperti batuk, sesak nafas, megap-megap dan penurunan produksi telur adalah gejala yang menonjol pada ayam dewasa. Angka kematian mencapai 10% pada anak ayam, sedangkan yang sembuh pertumbuhannya terganggu. Kematian pada ayam dewasa jarang terjadi. Pada ketiga bentuk di atas, telur ayam yang dihasilkan akan mengalami kelainan bentuk dan daya tetasnya sanyat rendah. Bentuk penyakit ini disebabkan oleh strain mesogenik.
d. Bentuk Penyakit dari Hitchner
Bentuk ini dilaporkan oleh Hitchner dan Johson tahun 1948 dan 1950, yang merupakan manifestasi dari strain lentogenik. Kelihatan gejala respirasi yang ringan dan penurunan produksi telur. Gejala syaraf biasanya tidak ada. Tidak menimbulkan kematian pada ayam dewasa maupun anak ayam.
Gambar : Beberapa gejala klinis pada ayam. a) Tortikolis, b) Pembengkakan pada kelopak mata.
2. Patologi
Patologi anatomi tergantung pada strain virus yang menulari. Perubahan yang disebabkan oleh infeksi virus velogenik strain Asia yang patognomonis berupa ptechiae (bintik-bintik perdarahan) pada proventrikulus (perut kelenjar) dan nekrosa pada usus.
Kelainan-kelainan pada saluran pernafasan seperti rhinitis, tracheitis, laryngitis, pneumonia dengan ekusudat katarrhalis sampai mukopurulent dapat pula ditemui, akan tetapi tanda ini tidak khas untuk penyakit tetelo saja. Kelainan susunan syaraf berupa degenerasi dan nekrose otak.
Patologi anatomi pada infeksi virus strain velogenik type Amerika serupa dengan infeksi oleh virus strain velogenik type Asia, kecuali ptechiae pada proventrikulus jarang terjadi dan encephalitis hampir selalu terjadi.
Gambaran patologi anatomi pada infeksi virus strain mesogenik tidak khas, perubahannya terbatas pada saluran pernafasan. Selain itu juga ditemukan perubahan berupa ptechiae pada perikard, subpleura, tembolok dan usus.
Kelainan-kelainan pada saluran pernafasan seperti rhinitis, tracheitis, laryngitis, pneumonia dengan ekusudat katarrhalis sampai mukopurulent dapat pula ditemui, akan tetapi tanda ini tidak khas untuk penyakit tetelo saja. Kelainan susunan syaraf berupa degenerasi dan nekrose otak.
Patologi anatomi pada infeksi virus strain velogenik type Amerika serupa dengan infeksi oleh virus strain velogenik type Asia, kecuali ptechiae pada proventrikulus jarang terjadi dan encephalitis hampir selalu terjadi.
Gambaran patologi anatomi pada infeksi virus strain mesogenik tidak khas, perubahannya terbatas pada saluran pernafasan. Selain itu juga ditemukan perubahan berupa ptechiae pada perikard, subpleura, tembolok dan usus.
Gambar : Patologi anatomi pada ayam yang terinfeksi virus ND. a) Perdarahan pada sekal tonsil, b) ptechiae pada proventrikulus, c) nekrosa pada usus.
3. Diagnosa
Diagnosa penyakit dapat didasarkan atas epizootiologi, tanda-tanda klinis, kelainan patologi anatomi yang dikukuhkan dengan hasil pemeriksaan laboratorium, sebagai berikut :
a. Isolasi dari swab (ulasan kapas) trachea atau kloaka atau suspensi 10% dari otak atau paru, dalam larutan NaCl fisiolofis yang mengandung antibiotik diinokulasikan pada telur ayam berembrio (TAB) umur 9-11 hari. Pasca inkubasi, cairan allantois diperiksa terhadap adanya aglutinasi dengan uji haemagglutination (HA test). Apabila uji HA positif dapat dilanjutkan dengan identifikasi virus dengan uji hambatan hemagglutinasi (Hemagglutinasi Inhibition, HI) atau uji Neutralisasi Virus (VN test) dengan serum kebal terhadap ND. Bila salah satu dari kedua uji tersebut positif dapat dipastikan bahwa isolat yang diperiksa adalah ND.
a. Isolasi dari swab (ulasan kapas) trachea atau kloaka atau suspensi 10% dari otak atau paru, dalam larutan NaCl fisiolofis yang mengandung antibiotik diinokulasikan pada telur ayam berembrio (TAB) umur 9-11 hari. Pasca inkubasi, cairan allantois diperiksa terhadap adanya aglutinasi dengan uji haemagglutination (HA test). Apabila uji HA positif dapat dilanjutkan dengan identifikasi virus dengan uji hambatan hemagglutinasi (Hemagglutinasi Inhibition, HI) atau uji Neutralisasi Virus (VN test) dengan serum kebal terhadap ND. Bila salah satu dari kedua uji tersebut positif dapat dipastikan bahwa isolat yang diperiksa adalah ND.
b. Pemeriksaan serologi.
Adanya antibodi dalam tubuh diuji dengan uji HI, uji Serum Neutralization (SN) dan Enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Pada uji HI, jika ratarata titer antiobdi yang terukur lebih besar atau sama dengan 64 menunjukkan hewan kebal, sedangkan rata-rata titer ukur kurang dari 64 perlu dilakukan pengulangan vaksinasi. Indeks Neutralisasi lebih dari 4 menunjukkan hewan kebal, sedangkan kurang dari 2 serum tidak memberi perlindungan. Pada ELISA hewan dinyatakan kebal jika memiliki titer antibodi ≥ 2.290.
c. Pengujian adanya antigen dapat dilakuukan pula dengan uji Flourescent
Antibody Technique (FAT) atau dengan rapid test.
4. Diagnosa Banding
Newcastle Disease sering dikelirukan dengan penyakit lain karena adanya kemiripan, baik terhadap gejala klinis atau patologi anatomi. Beberapa penyakit tersebut adalah :
a. Infectious Bronchitis (IB)
b. Infectious Laryngo Tracheitis (ILT)
c. Mycoplasmosis
d. Avian Encephalitis (AE)
e. Fowl Plaque
f. Infectious Coryza.
PENGENDALIAN
a. Pengobatan
Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan ND. Usaha yang dapat dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu makannya dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral, serta mencegah infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik. Dapat pula diberikan pemanasan tambahan pada kandang.
Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan ND. Usaha yang dapat dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu makannya dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral, serta mencegah infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik. Dapat pula diberikan pemanasan tambahan pada kandang.
b. Pelaporan dan Pencegahan
a. Pelaporan
Jika ditemukan kasus ND dapat dilaporkan kepada Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan terkait dan selanjutnya diteruskan kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Peneguhan diagnosa dilakukan oleh Laboratorium Veteriner terakreditasi.
b. Pencegahan
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan vaksinasi secara teratur, serta menjaga kebersihan dan sanitasi kandang.
Jika ditemukan kasus ND dapat dilaporkan kepada Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan terkait dan selanjutnya diteruskan kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Peneguhan diagnosa dilakukan oleh Laboratorium Veteriner terakreditasi.
b. Pencegahan
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan vaksinasi secara teratur, serta menjaga kebersihan dan sanitasi kandang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2006. Newcastle Disease. Photos of Clinical Sign, Animal Health and Welfare
Anonim 1996. Manual of Standards for Diagnostic Tests and Vaccines. Office International des Epizooties. World organization for animal health. 161-169.
Fenner, FJ 1993. Veterinary Virology. Second Edition. Academic Press. Inc, San Diego. California.
Herendra D 1994. Manual on Meat Inspection for Developing Countries. Food and Agriculture Organization of The United Nations, Rome
Hofstad MS., et all 1984. Disease of Poultry. Iowa State University. Ames, Iowa. USA. eight edition. 452 - 467.
Kementan, 2014. Manual Penyakit Hewan Unggas
Tabbu CR 2000. Penyakit ayam dan Penanggulangannya. Penyakit Bakterial, Mikal dan Viral. Volume 1. Penerbit kanisius, Yogyakarta.